MEDAN – Fenomena mundurnya sejumlah kepala dinas di Pemprov Sumut mendapat respon dari Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Utara, HM Nezar Djoeli ST.
Ia menilai, fenomena ini sebagai sinyal kuat terjadinya perubahan sistem pemerintahan ke arah yang lebih bersih dan transparan.
Menurut Nezar, pola kerja pemerintahan yang sebelumnya, terlanjur nyaman dengan sistem yang dinilai memiliki banyak celah penyimpangan.
“Dengan gaya kepemimpinan Gubernur Sumut saat ini, oknum-oknum kepala dinas yang terbiasa melakukan hal-hal kurang baik mulai terguncang. Ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan,” ujar Nezar kepada wartawan di ruang kerjanya, Jalan Armada No.14, Medan.
Ia menilai, langkah tersebut merupakan terobosan besar menuju pemerintahan bersih dan bentuk komitmen gubernur dalam menegakkan prinsip akuntabilitas publik.
“Ke depan, pasangan gubernur diharapkan dapat terus menjaga kepercayaan rakyat dengan menciptakan birokrasi yang profesional dan berintegritas,” tambahnya.
Lebih lanjut Nezar menyampaikan, pemerintahan Sumut di bawah kepemimpinan Bobby Nasution menunjukkan gaya kerja anak muda yang cepat, tepat dan berorientasi pada hasil.
“Gubernur Bobby adalah sosok pemimpin muda yang bekerja dengan sistem dan target yang jelas. Setiap langkahnya diarahkan untuk memastikan manfaat pembangunan yang benar-benar dirasakan seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara,” tegasnya.
Menanggapi isu yang beredar terkait mundurnya Kadis Perkim Sumut Hasmirizal Lubis, Nezar menegaskan, informasi yang menyebut pengunduran diri itu disebabkan karena tersinggung usai diusir Bobby dalam kunjungan Menteri Maruarar Sirait beberapa waktu lalu, tidaklah benar.
“Jangan menggiring opini publik terlalu jauh. Pemerintahan saat ini sedang berbenah, dan setiap dinamika di internal birokrasi hendaknya dilihat sebagai bagian dari proses pembenahan menuju sistem kerja yang lebih baik dan profesional,” tutup Nezar.(bj)
